Aku ingin menjadi seorang penulis (?) Bag.I

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh

Setiap orang pasti memiliki impian dan harapan di dalam dirinya, baik itu dinyatakan ataupun hanya terbesit di dalam hati. Adapun keraguan, seringkali ia hanya terbesit dalam hati, namun  mampu menggugurkan harapan yang telah dinyatakan bahkan dibangun.

Menjadi seorang penulis mungkin adalah harapan bagi sebagian orang, termasuk saya. Ya, saya katakan bahwa saya ingin sekali menjadi seorang penulis, hanya saja mungkin itu sebatas harapan dalam angan.

Entah mengapa, saya mulai ragu kepada diri saya sendiri. Menyelesaikan satu tulisan untuk hadiah seorang teman saja, sudah lebih dari satu tahun tapi tulisan itu tidak pernah selesai. Lalu bagaimana saya bisa menulis sebuah buku.

Alasan kesibukan selalu menjadi dalih utama saya, writing block atau istilahnya buntu saat menulis menjadi dalih kedua, kemudian alasan malas adalah dalih ketiga, dan alasan lain yang selalu ada saja.

Beberapa waktu lalu (pasca wisuda), saya pernah berkesempatan menjadi seorang penulis lepas di sebuah agensi. Meskipun basic saya adalah kesehatan, tapi saya tidak ragu untuk mencoba. Mungkin dengan cara tersebut saya akan bisa lebih dekat dengan impian saya sejak dulu.

Setelah beberapa waktu berlalu, entah mengapa saya merasa kalau ‘ini bukanlah diri saya.’ Saya tidak pernah merasa lebih baik (dalam perkara agama) setelah menjalani hal ini. Perasaan tersebut terus menghantui saya dari waktu ke waktu.

Bagaimana tidak, deadline yang begitu menggigit dan kemampuan yang masih terbata-bata membuat saya sering kali kwalahan. Sehingga sangat terpaksa, dari subuh hingga jam 10 malam, bahkan jam 12 atau jam 2 malam saya selalu berada di depan layar laptop. Jangankan untuk beraktivitas normal dan membantu orang tua, untuk shalat saja saya terpogoh pogoh. Bahkan dalam shalat pun tak jarang saya memikirkan tentang apa yang akan saya tulis selanjutnya.
Subhanallah.

Padahal yang kita tahu, apabila seorang hamba dalam sujudnya ia masih memikirkan tentang dunia. Maka jika ditampakkan dosanya, itu akan membinasakan langit dan bumi. Astagfirullah.

Hal itu rasanya semakin menghimpit dada saya. Saya ingin keluar dari kondisi yang tidak mendukung, namun ada hal lain yang membuat saya merasa sungkan untuk mengundurkan diri. Pada akhirnya hanyalah doa yang menjadi senjata. berharap semoga Allah memberikan yang lebih baik dari pada ini, dan mendorong untuk ketaatan kepadaNya.

Dan kemudian Allah memberikan jawaban, agensi saya vakum dan saya bisa kembali kepada Rabb dengan perasaan tenang.

(to be continue)
https://megateduh.blogspot.com/2017/05/impian-harapan-dan-keraguan-bag2.html

0 Comentarios