Aku ingin menjadi seorang penulis (?) Bag.2

Meski telah vakum dari agensi, saya masih sesekali menulis sajak - sajak yang lirih nan pedih. Karena memang itu kebiasaan dan kebisaan saya, haha. Namun sebuah pesan dari seorang ustadz tiba-tiba menyadarkan saya. Beliau berkata :

“Jikalau setelah mati kita dibiarkan, tentulah kematian adalah peristirahatan bagi setiap kita yang hidup. Akan tetapi setelah mati kita akan dibangkitkan, lalu kita akan ditanya tentang seluruh yang pernah kita lakukan. Lakukanlah apa yang engkau kehendaki. UCAPKANLAH DAN TULISKANLAH APA YANG ENGKAU SUKAI, NAMUN.. siapkanlah jawaban yang tepat atas segala pertnyaan pada persidangan akhirat.”

Kata – kata itu benar benar menghujam hati saya, kemudian saya menghapus sebagian besar karya saya, dan bertekad untuk tidak lagi menuliskan kata-kata yang kurang bermanfaat. Saya pikir, saya ragu untuk menjadi seorang penulis.

Perlahan saya mulai memudarkan intuisi, karena mungkin punya perasaan yang terlalu dalam itu cukup merepotkan juga. Pada akhirnya, saya mulai menghapus harapan untuk menjadi seorang penulis.
Namun kemudian, secerca harapan datang ketika saya tahu bahwa ada program untuk menjadi membuat sebuah buku. Tapi sejujurnya saya masih takut untuk mencoba karena khawatir tidak konsisten.

Ada banyak program, dari mulai membuat buku, kelas cerpen, kelas artikel, dan kelas yang saya ikuti ini (tantangan 30 hari menulis). Saya pun mencoba untuk mengikuti dari yang paling dasar, dan yang paling... murah. Haha. Tapi ternyata saat ini saya pun masih mengalami keraguan, oh tidaak.

Karena  kelas ini diundur, jadi kelas ini masih akan berlanjut kemungkinan sampai hari ke-20 Ramadhan. Sejujurnya saya tidak ingin sibuk sendiri dengan urusan lain ketika ramadhan. Saya tidak ingin membiarkan bulan yang penuh keberkahan itu terlewat meski sedikit saja.

Entahlah, saya selalu dalam keraguan. Semua orang tahu, orang yang ragu-ragu tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal. Karena ia ragu terhadap apa yang dilakukannya. Tapi ya.. mari kita lihat. Saat ramadhan nanti apakah saya masih mengikuti tantangan ini, atau berpaling dan menjadi hamba Allah yang seutuhnya.
Sekian.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh

0 Comentarios