Jalan jalan ke Pulau Pahawang

Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakaatuh,
Halo sahabat traveler, izinkan saya melanjutkan cerita sebelumnya à Keindahan Pulau Kelagian yang Tak Terlupakan. Yuk langsung aja..
Setelah bekeliling Pulau Kelagian Kecil, saya kembali melanjutkan perjalanan untuk mengunjungi destinasi selanjutnya, yakni Pulau Pahawang Kecil dan Perairan Pahawang Besar.

Perjalanan dari Pulau Kelagian menuju Pulau Pahawang Kecil membutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan kapal motor. Sama seperti Pulau Kelagian, Pulau Pahawang Kecil juga berhadapan dengan Pulau Pahawang Besar. Pemandangan disini juga gak kalah indah dengan dengan pulau sebelumnya nih guys. Indah dan tenang banget !

Pemandangan dari Pulau Pahawang Kecil

Meskipun namanya Pahawang Kecil, namun nyatanya tidak terlalu kecil-kecil amat kok. Meskipun tidak terlalu kecil namun disini bersih, sama sekali tak ada warung maupun saung, sepi~ *sama kayak hati saya, loh(?) Pulau ini juga tidak berpenghuni, karena sebenarnya pulau ini merupakan milik seorang berkewarganegaraan prancis. Disini  terdapat sebuah villa yang biasa disebut villa Mr. Joo (nama sang pemilik pulau), namun villa ini tidak dihuni dan sudah lama tidak dikunjungi oleh pemiliknya.

Villa mr. Joo dari kejauhan

Karena kawasan pulau ini milik pribadi, jadi saya gak bisa jalan-jalan keliling pulau atau masuk lebih jauh, apalagi ngunjungin villanya. Cuma bisa jalan-jalan di kawasan yang gak dilarang untuk dimasuki aja.

Bacaan : PULAU PRIBADI DI LARANG MASUK

Saya sempat bertanya, kok bisa sih pulau ini jadi pulau pribadi? Ternyata maksud pulau pribadi disini bukannya pulau ini dijual ke warga negara asing. Namun lebih tepatnya disewa, dimana masa sewanya selama 20 tahun. Katanya sih, sedikit lagi masa sewanya udah mau habis. Nah siapa sekarang siapa nih yang mau nyewa pulau ini? Indah banget guys pemandangannya!

Source : triptrus.com

Selain pemandangan yang indah, ada yang menarik nih dari Pulau Pahawang Kecil ini. Pulau ini memiliki sebuah gundukan pasir yang memanjang di tengah air laut, yang biasa disebut gusung pasir / pasir timbul / tanjung putus (bukan pulau tanjung putus). Dan gusung pasir inilah salah satu yang menjadi daya tarik pulau ini.

Source : Liputan6.com

Cantiknya..
Source : hipwee.com

Sebelum saya berangkat kesini sebenarnya saya sempat browsing, ada beberapa blogger yang bilang kalau pasir timbul ini layaknya jembatan yang menghubungkan antara Pulau Pahawang Kecil dan Pulau Pahawang Besar. Dimana kita bisa menyebrangi 2 pulau hanya dengan berjalan kaki.

Tapi ternyata itu gak sepenuhnya benar guys (atau mungkin itu informasinya sudah lama). Karena sepanjang jarak antara Pulau Pahawang Kecil dan Pahawang Besar, hanya ¾ jalan yang terdapat pasir timbul. Sedangkan sisanya adalah laut dalam. Jadi tetap ya, kita gak bisa menyebrangi pulau hanya dengan berjalan kaki. Kira-kira kaya beginilah penampakan dari atas drone.

Source : bloglakupon.com

Jika kamu mau berjalan-jalan di pasir timbul sebaiknya pakai sandal, atau agak milih-milih jalanyna. Karena disini banyak karang mati yang terbawa ombak, jadi agak sakit kalau diinjek bahkan bisa luka (kalau karangnya tajam). Tapi kalau sudah ditengah, pasirnya udah lembut kok, dan yang pasti cocok banget buat tempat foto-foto.

Mbak Shinta berlatar belakang Pulau Pahawang Besar

Pasir timbul ini tapi gak selalu timbul guys.. Jika sudah lewat jam 2 siang atau saat air laut sudah mulai pasang, pasir ini akan tertutup air laut. Jadi pastikan saat kesini timingnya tepat, pasti gak akan nyesel deh~ Kebetulan saya disini dari mulai belum pasang, sampai udah pasang guys. Dari ada beberapa kelompok wisatawan yang datang dan pergi sampe sepi. Jadi bener-bener bisa merhatiin dari mulai itu pasir ada sampe gak keliatan lagi.

Dan..
Setelah puas bolak-balik berjalan di atas pasir timbul, waktunya saya dan tim bersantap bekal makan siang. Yeay! Nikmatnya makan siang sambil menikmati pemandangan,, ditemani semilir angin pantai, dan suasana yang sepi. Cocok banget untuk menghilangkan penat dan rasa galau.


Kau tak terlihat dimataku, aku pun tak ada dihatimu *edisi meratapi nasib

Ombak di pulau ini juga cenderung tenang, cocok banget buat yang punya anak ngajak anaknya main kesini. Kalau kita yang jomblo sih ya, cukup ngeliatin aja.*okesip

Setelah puas menikmati pemandangan, waktunya kita beralih ke tempat selanjutnya yaitu snorkeling di perairan Pulau Pahawang Besar yeay!. Oya, sebenarnya saya tidak bertandang langsung ke Pulau Pahawang Besar melainkan hanya untuk snorkeling saja. Tapi untuk kamu yang ingin mencari penginapan di Teluk Lampung, di pulau Pahawang Besar lah tempatnya guys.

Pulau Pahawang Besar memliki 6 desa, dimana pada tahun 2000 penduduknya telah lebih dari 1000 jiwa. Penginapan di sini ada yang berupa villa, ada juga homestay sederhana yang disewakan penduduk sekitar. Katanya sih di pulau ini endemik malaria, wallahu a’lam juga sih saya belum pernah kesana. Tapi kayaknya sudah banyak orang yang kesana dan baik-baik aja deh. Yang penting tetap fit saat traveling ya guys, supaya kondisi imunitas tubuh kita juga kuat.

Oya, jarak dari Pulau Pahawang Kecil ke perairan Pahawang Besar (tempat snorkel) juga cukup dekat, hanya sekitar 5 menit dengan kapal motor. Dari kejauhan sudah terlihat sebuah bagang sederhana untuk parkir perahu, dan disanalah tepatnya kami akan bersnorkel ria. Selain perahu kami ternyata sudah ada satu kapal lain yang sedang mengantar wisatawan untuk snorkel. Whaa jadi makin gak sabar buat nyemplung nih!

Siap-siap lompat kuy

Tuingg!! Setelah melompat dari perahu, saya agak sedikit kikuk karena saya sudah lupa cara bernapas menggunakan alat snorkel. Terakhir saya bersnorkel adalah 3 tahun yang lalu, jadi ya kembali belajar adaptasi lagi. Satu hal yang saya sebal diri saya adalah, saya kadang suka lupa kalau air laut itu asin. Fyuh-__-

Setelah bisa menyesuaikan diri, saya mencoba menjelajah permukaan bawah laut Pahawang yang indah ini. Meskipun visibilitas air tidak sejernih saat musim kemarau, tapi tetap yang namanya keindahan itu gak akan tersembunyi. Di sini saya bertemu dengan berbagai jenis ikan (yang entah apa namanya). Setelah mencoba menjelajah, mata saya langsung tertuju pada tulisan besar dibawah laut : WELCOME TO BUMI PAHAWANG. Selain tulisan itu, terdapat pula tulisan besar lainnya seperti; PULAU PAHAWANG WISATAKU ; TAMAN LAUT PAHAWANG, WISATA TAMAN NEMO, dan lain lain.

Source : nationalgeographic.co.id

Source : kemanalagi.com

Namanya juga taman nemo, pastinya disini kamu bisa ngeliat nemo, bapaknya, sodara-sodaranya, dan juga rumahnya guys. Saya sendiri sangat terpukau saat melihat anemone yang sangat cantik beserta clownfish yang bolak balik malu-malu disekitar anemone.

Source: pahawanglampung.com

Saya sebenernya pengen banget moto dan megang langsung anemone, tapi karena saya pake pelampung jadi hanya bisa melihat dari kejauhan. Yaudahlah, di nikmatin aja apa yang bisa dilihat. Ma syaa Allah, indahnya !

Source: pahawanglampung.com

Fabiayyi alaa irobbikuma tukadzibaan (Surah Ar Rahman)
Foto by : Pak Hendra

Di sini juga saya melihat banyak terumbu karang berjejer yang sedang di budidayakan Warnanya cantik-cantik, ada yang ungu, biru menyala, merah, dan lain-lain. Gak kerasa udah lama juga muter-muter di perairan ini, dan pastinya udah banyak juga air laut yang saya minum. Sampe puyeng ini pala rasanya.

Hayati puyeng bang, kebanyakan minum air asin

Tapi saya gak nyerah gitu aja, karena saya dan Mbak Shinta masih melanjutkan snorkeling di perairan Kelagian Kecil. Alias balik lagi ke tempat pertama, hihi. Yang belum baca bisa dibaca disini.

Okeh, segitu aja cerita dari saya di Pulau Pahawang ini. Buat kamu yang mau traveling ke Teluk Lampung, saya akan berbagi tips dan informasi seputar biaya yang dibutuhkan. Tunggu postingan selanjutnya ya!


Sekian dari saya, wassalamu’alaykum warahmatullah wabarakaatuh.

0 Comentarios