Pengalaman Pertama Open Trip

 Bismillah,

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Hallo teman-teman semuanya, lama tidak berjumpa. Kali ini saya akan bercerita mengenai pengalaman pertama saya ikut open trip. Disini saya tidak menyebutkan nama travelnya karaan penyelenggara travel tersebut juga sudah tidak ada.

Waktu itu sekitar bulan April 2018 saya memberanikan diri mengajak beberapa teman untuk ikut open trip. Open trip kemana? Ke Anak Gunung Krakatau. Yap, sebuah destinasi wisata dan cagar alam yang saat ini hanya menjadi sebuah nama dan kenangan.


 

Jujur sebenarnya jauh di dalam diri saya bukanlah seorang pejalan tangguh yang suka traveling kemana-mana. Cuma karena kebetulan waktu itu pernah ke beberapa daerah di Lampung untuk keperluan menulis, dan terpesona dengan keindahannya, jadi kaya ada tekad untuk main-main kesana lagi. Dan.. yang paling memungkinkan untuk dikunjungi adalah Anak Krakatau karena lokasinya ga terlalu jauh dan banyak yang mengadakan open trip. Tidak seperti Pulau Pisang, Krui atau Pesisir Barat (ini sih destinasi impian yang belum ada Open Tripnya)haha

Kenapa sih milihnya open trip? Ya karena saya hanyalah budak korporat biasa yang tak bergelimang harta. Mau jalan-jalan tapi ga mau terlalu banyak ngabisin uang, itulah prinsip dasarnya haha. Akhirnya setelah menimbang dan memilih, saya dan beberapa teman saya memutuskan untuk berangkat.

Sebelum perjalanan jujur memang sudah banyak drama terjadi. Seperti orang tua yang kurang setuju dan bingung kenapa anaknya mau mainnya jauh banget. Dapet jadwal lembur dihari keberangkatan dan susah nyari ganti. Pokoknya kalau dirasa-rasa kayanya orangtua emang ga ridho buat perjalanan kali ini karena sulid sekali pemirsa ada aja cobaanya.

Akhirnya sampailah pada hari keberangkatan, meeting point trip kali ini adalah di Pelabuhan Merak Sabtu jam 01.00 dini hari. Otomatis saya harus berangkat jum’at malam. Saya dan 3 orang teman saya (munit, tria dan indri) berangkat dari Terminal Kp. Rambutan, sedangkan 1 orang lainnya (novie) berangkat dari Terminal slipi.

Jujur ini adalah pertama kalinya saya ke terminal Kp.Rambutan, kayak ada rasa seneng tapi rada takut haha (no salty ya gaes). Berangkat dari rumah sebelum waktu isya dan sesampainya disana kami langsung shalat isya dan mencari bus jurusan Rambutan-Merak. Akhirnya kami naik bus Primajasa ekonomi AC dengan biaya 25.000

Cukup lama kami menunggu di dalam bis , dari sekitar pukul 19.30 dan bis baru berjalan sekitar jam 20.45. sebenarnya menurut literatur yang saya baca (haha) perjalanan dari Jakarta – Merak sekitar 3 jam. Tapi karena ini adalah bus yang mencari penumpang pastinya perjalanan akan menjadi sedikit lama.

Hati kami cemas, khawatir tertinggal travel. Karena sudah pukul 12 malam tapi kami masih di jalan yang entah dimana. Teman saya novie sudah sampai sedari pukul 11 malam, dia harus menunggu kami sendirian disana sungguh tidak enak pastinya. Akhirnya jam 00.45 kami sampai di Pelabuhan Merak. Tempat yang cukup asing tapi kami harus berkejaran dengan waktu yang tinggal 15 menit lagi.

Berjalan sambil berlari-lari mencari titik kumpul. Akhirnya tak butuh waktu lama untuk kami menemukan tempat keramaian dan menemukan Novie pastinya. Fyuuh, ternyata guide dari travel kami memang sudah menunggu untuk pembelian tiket naik kapal.

 


Setelah mendapat tiket, kami mendapat briefing dari guide kami (sebut saja Bang Joe).

Brifieng dini hari itu sangat amat ramai., dan saya baru tahu ternyata dari beberapa travel diampu oleh satu tim guide. Penjelasan dimulai dari teknis keberangkatan sampai pulang. Dan ada satu hal yang membuat kami terhenyak adalah perkataan Bang Joe

“karena banyaknya peserta dan keterbatasan penginapan di Pulau Sebesi, maka mohon maaf kami memutuskan untuk sharing room (laki laki dan perempuan)”

Jujur pas mendengar ini tuh rasanya kayak kesamber gledek gaes beneran. Rasanya pengen nangis dan auto pulang kalo deket. Cuma udah sejauh ini, banyak cobaan pulak, udah nyampe merak dan tinggal naek kapal ini woy ;((

Kita berlima cuma bisa saling tatap-tatapan dengan wajah yang pasrah dan sedikit marah pada contact person yang memberikan info berbeda. Tapi yang bikin saya heran kenapa dari sebanyak orang ini cuma kami yang terlihat ‘kecewa’ dengan sharing room. Yasudahlah karena kami hanya sebagian kecil yang tidak setuju kami hanya bisapasrah saja, karena ga mungkin pulang. Akhirnya kami naik kapal Ferry sekitar jam 3.00 dini hari dan sampai Pelabuhan Bakauheni sekitar jam 5.00 pagi.

Setelah sampai di Bakauheni kami naik mobil carteran untuk menuju dermaga canti. Perjalanan dari bakauheni menuju canti membutuhkan waktu sekitar 1 jam kurang. Sesampainya di dermaga canti kami langsung sarapan, istirahan dan bersiap siap. Cukup lama kami menunggu kapal untuk berangkat, dan selama itu pula saya sibuk memperhatikan keadaan sekitar.

 Keadaan dermaga cukup ramai mengingat banyaknya orang yang ingin berwisata ke Gunung Anak Krakatau. Disana saya banyak menemukan pemandangan perempuan muda yang aktif merokok. Muda mudi yang mudah bergaul dengan lawan jenis. Pasangan muda yang berlibur bersama (sebelum menikah). Entah apakah saya ini norak atau kurang gaul, tapi mata saya agaknya baru pertama kali melihatnya. Saya tidak  ingin menjustifikasi seseorang, tapi jujur pemandangan tersebut cukup membuat saya risih.  Tapi yasudah,  cukup tau saja bahwa pergaulan dan lingkungan seperti itu memang nyata adanya.

Selanjutnya bisa dibaca dimarih

0 Comentarios