Megazone

Tentang perjalanan, perasaan, dan kehidupan

 Bismillah,

Terima kasih diri sudah bertahan sampai saat ini. Adalah atas izin Allah engkau masih sehat dan waras hingga kini. Kita semua tahu, 2020 adalah tahun terberat yang pernah kita jalani. 

Banyak peristiwa yang di alami jutaan manusia di tahun ini, terutama karena pandemi covid 19 yang mengubah banyak hal termasuk kita.

Ada banyak duka, kehilangan, dan air mata di tahun ini, Meski bagi sebagian orang tahun ini adalah tahun yang membahagiakan sekaligus menyedihkan.

Namun apapun yang terjadi, aku tetap berterima kasih kepadamu wahai diri.

Aku tahu, tahun ini penuh dengan pilihan berat. Dan pasti tidak mudah untukmu meninggalkan zona nyaman dan teman-teman tersayang. Aku tahu, tidak mudah untukmu beradaptasi dengan lingkungan baru.

Tapi, terima kasih untuk tetap berusaha baik kepada mereka yang memaki dan mencacimu.  Terima kasih telah bertahan meski engkau harus keluar dari zona nyaman. Terima kasih meski engkau hanya bisa menangis saat merasa disakiti, dicaci dan dimaki.

Terima kasih, tangisan dan air matamu di tahun ini tak akan pernah ku lupakan.

Terima kasih untuk tetap setia dalam penjagaanmu hingga kini. Tetap bersabar menunggu ketetapan terbaik dari Allah. Meski hingga saat ini, ditahun in yang engkau rencanakan untuk bisa menikah masih belum Allah takdirkan. Kenapa wahai diri, hatimu masih sulit membuka ruang? Masih tetap menutup diri?

Engkau tetap berharap kepada seseorang yang berada ditempat yang sangat jauh. Yang bahkan engkau tak pernah bertemu lagi dengannya. Yang engkau hanya bisa melihatnya dari ujung jari.

Sungguh apa sebenarnya yang engkau harapkan wahai diri?

Mengutarakan dirasa tidak mungkin. Dan memendam rasanya sungguh sangat menyebalkan.

Mulai sekarang, bangunlah dari mimpi. Tentukan apakah engkau akan nyatakan atau kau buang itu dengan perlahan.

 

Ya.. ku rasa saatnya keputusan terbaik di ambil. Aku akan membuangnya dengan perlahan, karena jatuh cinta sebelum menikah itu menyedihkan. Terlebih engkau hanyalah seorang wanita yang tak bisa berbuat apa apa. Sungguh menyebalkan. Berjanjilah wahai diri, kita akan berusaha membersihkan dan membuka hati, serta berlapang dada atas semua ketetapan Allah. Janji yaa?

Tapi, apapun yang terjadi di tahun ini. Aku berterima kasih. 


Terima kasih wahai diri telah melalui tahun yang sulit ini dengan berani.

Meski keputusan terberat harus diambil.

Meski banyak cacian yang engkau dengar.

 

Engkau tetap bertahan. Terima kasih






 Bismillah

Assalamu’alaikum warahmatullah, Halo sahabat gimana kabarnya? Semoga kita selalu sehat ya.. Kali ini aku akan cerita tentang pengalaman open trip aku ke Jawa Timur yang seruu banget. Karena untuk open trip kali ini aku bersama Wuki Travel dengan beberapa destinasi, yaitu Pulau Menjangan, Kawah Ijen, Taman Nasional Baluran, Bromo dan Air Terjun Mardakaripura. Dan kali ini aku bersama dua sahabat aku yaitu Tria dan Munit.

Seperti biasa, sebelum perjalanan selalu aja ada dramanya. Dari mulai temen yang satu per satu gagal ikut, nentuin tanggal, nentuin naik apa, dan nyari tiket murah gak dapet-dapet. Sampe typhus sebelum berangkat. Hwalaaah. Dan akhirnya sampailah kami pada hari keberangkatan. Yeaay.

Oya sekedar informasi, Wuki travel disini menyediakan 2 meeting point, yaitu di Stasiun Pasar Senen Jakarta dan di Bandara Internasional Juanda Surabaya. Karena kami hanya budak korporat  biasa yang taglinenya kerja kerja kerja, jadi kami memutuskan untuk naik pesawat agar bisa lebih banyak waktu untuk istirahat. Untuk info detail lebih lanjut bisa buka websitenya atau search ig nya @wukitravel yaa..

 

Lanjut,

Kami berangkat di hari Jum’at siang dari Bandara Halim dengan jadwal keberangkatan pesawat  jam 15.30. Sebenarnya meeting point di Bandara Juanda adalah sabtu jam 01.00 dini hari, tapi karena flight malam harganya lebih mahal, jadi yaudah kami cari harga yang lebih murah di Jum’at sore.

Penerbangan Jakarta – Surabaya membutuhkan waktu sekitar 1 jam, kami sampai disana sekitar Pukul 5 sore. Disambut dengan gerimis rintik-rintik, and yes here we are ladies. Welcome to Surabaya!

Ya, ini adalah pertama kalinya kami bertiga ke bandara Juanda, dan kami masih harus menunggu dijemput sampai tengah malam. Kebayangkan, dari sore kerjaannya makan, jalan keliling bandara, nongkrong, makan lagi, bolak balik kamar mandi, sampe capek akhirnya  ketiduran di musholah. Sampai akhirnya sang bapak driver jemput kami. Yeaay Alhamdulillah.

Sekitar jam 1 dini hari kami dijemput mobil travel, kami pun pergi ke Stasiun Pasar Turi untuk menjemput teman-teman yang start dari Stasiun Pasar Senen Jakarta. Setelah menjemput teman-

teman, jam 3 pagi kami berangkat menuju Watudodol, Banyuwangi. Bismillah~

Disni saya baru tau ternyata perjalanan dari Surabaya menuju Banyuwangi itu cukup lama gaes, sekitar 6 jam perjalanan. Ditambah waktu ishoma, kami sampai di Watudodol sekitar jam 9.30 pagi. Alhamdulillah aroma laut sudah mulai tercium. Yess. welcome to Grand Watudodol Banyuwangi !!

 

Sumber : moneter(dot)id

Disini kami akan bersnorkeling ria ke beberapa tempat, kemudian menuju Pulau Menjangan dan ke Pulau Merah jika sempat. Sebelum berangkat, so pasti kami di briefing terlebih dahulu dengan guide lokal mengenai apa-apa yang tidak boleh dilakukan seperti;

- Harus selalu memakai pelampung selama berada diatas kapal

- Bagi yang tidak bisa berenang harap tetap menggunakan pelampung karena dikhawatirkan menginjak terumbu karang

- Tidak boleh membawa apapun dari Pulau Menjangan kecuali sampah

 
Semua sudah siap, waktunya berangkaat!!


Dari Grand Watudodol kami ke beberapa spot snorkling, sejujurnya saya tidak tahu naman-nama spotnya, tapi snorkeling disni bener-bener bikin aku terharu. Sebab cantik sangat ;’(( keindahan alam bawah laut tuh bener-bener bikin aku sadar bahwa ini adalah sebagai tanda kekuasaan Rabb sang pemilik langi dan bumi. 

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? QS. Ar-Rahman





Disini kami menemukan bunga karang, hanya saja karena kurang pengetahuan, jadi aku tidak tahu namanya apa hehe. Kalau ikan ini sih kalau tidak salah namanya Lion Fish. Oya, kami juga bertemu banyak ikan seperti ikan nemo dan teman-temannya serta anemone yang cantik. Cuma ya lagi-lagi karena saya tidak punya keahlian menyelam jadi ya cuma liat aja dari atas. Huhu, sedih banget gak si suka tapi cuma bisa liat dari jauh (?) apalagi cuma liat story. Yhaa kenapa jadi curhat. Haha

Dari sekian banyak keindahan, yang paling bikin saya terkagum kagum adalah snorkeling di Pulau Menjangan. Maa syaa Allah, visibilitas airnya benar-benar jernih, jarak antara permukaan air dan terumbu karang juga tidak terlalu jauh, bahkan tidak sampai 1 meter. Sehingga kami dari atas kapal bisa melihat dengan jelas karang dan ikan-ikan dibawah. Maa syaa Allah.

 

Kayak aquarium alam aja gitu. Maa syaa Allah.

Nah karena jaraknya yang ga terlalu dalam, makanya bagi yang tidak bisa berenang wajib pakai pelampung. Karena dikhawatirkan menginjak terumbu karang disini. Oya juga aku ketemu patrick yang warna biru dan itu bikin happy banget sampai kayak mau nangis. Hwaaa

Sumber : tegardanserentak(dot)blogspot(dot)com

Sayang, karena keterbatasan kamera aku gak bisa nunjukin banyak hal yang aku temuin disana. Paling cuma video-video pendek yang aku upload di Ig story aja. Aku juga ga ada passion fotografi dan termasuk tim nikmatin apa yang ada (jarang banyak foto). Pokoknya kalau kalian ada kesempatan dan rezeki, kalian harus kesini gaess.


Setelah puas snorkeling sampe laper yang disertai gemetar, kami pun makan siang di atas kapal dan langsung menuju Pulau Menjangan. Capcuz cyyn.. Selama perjalanan menuju Pulau Menjangan kita disuguhi dengan pemandangan tebing tebing yang cantik. Dimana sebenarnya disisi tebing Pulau ini adalah Pulau Bali, dan Pulau Menjangan sendiri juga sudah masuk kawasan Bali Barat.

Oya, pulau-pulau disekitaran Pulau Menjangan juga banyak yang menjadi area konservasi dan cagar alam loh gaes. Pulau Menjangan sendiri merupakan area konservasi Burung Jalak Bali. Tapi apakah di Pulau Menjangan ini saya akan melihat Burung Jalak Bali? Oh tentu tidak, hehe. Saya hanya melihat penangkaran rusa, melihat keindahan alam, foto-foto, dan pastinya enjoy the moment.


Welcome to Menjangan Island

 


Penangkaran rusa


The view <3

 


Pulau ini termasuk bersih dan terawat sih menurutku, karena memang kawasan cagar alam sekaligus tempat wisata juga. Fasilitas disini ada rumah penjaga, tolilet dan musholah. Tapi sayangnya, gak ada air bersih ;’)

 

Setelah puas bermain dan foto-foto, kami pun bergegas untuk kembali ke Grand Watudodol karena waktu sudah sore. Dan kala itu sudah tidak ada lagi wacana untuk ke Pantai Pulau Merah karena kami juga sudah capek snorkeling seharian. Sesampainya di Grand Watudodol kami langsung membersihkan diri, sholat, makan mie rebus, dan menutup senja dengan keindahan Nya.


Setelah itu kami langsung menuju ke rumah makan untuk kemudian makan malam (lagi) dan saling berkenalan antar teman seperjalanan. Maklum, ini adalah open trip jadi semua orang bebas untuk ikut dan pastinya tidak semua orang saling kenal.

Setelah selesai makan, kami kemudian melanjutkan perjalanan sekitar jam 8 malam menuju Gunung Ijen. Perjalanan dari Grand Watudodol menuju Gunung Ijen membutuhkan waktu sekitar 2 jam, dan kami sampai di Pos pendakian Paltuding sekitar jam 10 malam.

Yap, kami akan mulai mendaki jam 01.00 pagi dari pos Paltuding, kebanyangkan gimana lelahnya tubuh ini. Habis snorkeling seharian, terus malamnya langsung naik gunung. Rasanya? Hmm, mantap. Padahal badan rasanya mau potel tapi seneng aja gitu. Itulah kenapa dari awal ikut open trip ini sudah ditekankan untuk menjaga stamina, karena perjalanan kali ini akan membutuhkan sangat banyak tenaga.

 

Gimana cerita perjalanan selama di Ijen? Tunggu tulisan aku berikutnya ya..

Ketika temanmu menikah, pernah kah tersbesit dalam hatimu kapankah aku akan melaluinya? Takdir yang selalu engkau tunggu, yang selalu engkau nanti.  Yang selalu engkau pertanyakan bagaimana akhirnya penantianmu selama ini. Saat engkau tetap memilih untuk tetap terjaga, saat engkau memilih untuk tetap teguh dalam prinsipmu.

Meski kadang kau merasa bahwa takdir tidak adil. Tidak adil rasanya ketika engkau tetap teguh dalam menjaga  dirimu dan engkau tetap harus menunggu lama. Sedang disekitarmu banyak orang yang telah bertahun-tahun berpacaran dan kemudian berakhir bahagia dengan menikah. Bukan ingin mereka tidak berakhir bahagia, tapi hanya saja rasanya sungguh tidak adil. Bukankah aku telah lama menahan diri?

Jujur, sulit bagiku untuk membayangkan masa depan, meski kenyataannya masa depan masih dalam ke ghaiban. Hanya saja rasanya agak sulit untuk merencanakan kehidupan kedepan. Bagaimana tidak, karena memang tidak ada yang bisa tergambar jelas saat tak ada seorangpun yang engkau harap ia menjadi sosok dimasa depanmu.  Membayangkannya begitu sulit, saat takdir terasa begitu sunyi dan sepi.

Sering ku berkaca dan bertanya dalam diri, ‘apa hanya karena engkau tidak cantik? Sehingga tak ada yang ingin menikah denganmu?’

‘Ah aku memang tidak cantik, tapi aku memiliki hati yang baik.’

Tapi berkali-kali ke insecuran itu kembali, ‘Aku tidak cantik, ilmu agamaku pun biasa saja, bukan pula gadis berpendidikan tinggi nan cerdas. Sungguh tidak punya nilai plus.’

Kadang aku bingung, apakah insecure dan sadar diri itu berbeda

Seringkali aku menyemangati diriku sendiri, tapi berkali-kali semangat itu luntur juga. Kesedihan dan kegalauan sesekali datang saat sepi menyapa. Terlebih perkataan dari orang yang sekitar yang selalu membandingkan dengan pencapaian dirinya.

‘Dulu aku umur sekian sudah menikah’

‘Dulu aku seumur kamu sudah punya anak’

‘jangan keasikan sendiri..’

‘jangan lama lama nanti keburu tua’

Wahai saudaraku, takdirmu adalah takdirmu dan takdirku adalah takdirku, takdir kita berbeda jadi berhentilah membandingkan. Bukan tidak ingin, bukan menunda apalagi menolak, hanya saja memang belum di takdirkan oleh Sang Pemilik Takdir. Aku hanya memohon agar engkau pun mendoakan, bukan hanya sekedar bertanya dan mengomentari hidup orang lain. Sungguh aku pun ingin hidup se-ideal perkataanmu.

Terkadang aku berkeluh tentang banyak hal kepada bapakku, kenapa aku begini dan begitu. Tapi bapak ku selalu bilang, ‘Sabar. Kita mungkin punya keinginan tapi Allah juga punya kehendak. Dan kehendak Allah itulah yang menjadi takdir kita. Sabar, takdir Allah pasti baik dan pasti yang terbaik.’

‘Bersabarlah, dan kuatkanlah kesabaranmu..’

Akhirnya tulisan ini aku buat untuk menyemangati diriku sendiri dan teman-teman seperjuangan. Terima kasih telah membaca.

 Lanjoot dari tulisan sebelumnya .. 

Pulau Sebuku Kecil

Dari dermaga canti kami menuju Pulau Sebuku. Ya..Pulau Sebuku Kecil adalah tujuan pertama kami. Tapi sayangnya disini kami tak terlalu menghabiskan waktu cukup lama karena mengejar waktu untuk snorkeling. Nah ini nih yang saya suka dari pantai-pantai disini, adalah pasirnya yang putih dan airnya yang jernih. Yaa gabisa dibandinginlah sama pantai utara jakarta.

Karena waktu singgah yang sebentar beberapa teman enggan turun dari kapal, jadi yaa kita foto dari atas kapal aja yaa shay..


Kade kejebur neng..

Snorkeling

Setelah mampir sebentar ke Pulau Sebuku Kecil, kemudian kami lanjut ke spot snorkeling yang berada di deka Pulau Sebuku Kecil dan pastinya bersnorkeling ria. Disni saya tidak terlalu banyak berfoto karena keterbatasan kamera. Tapi yang namanya keindahan bawah laut tuh emang gak ada matinya gais. Mari kita lihat sek,,


Source : tinutthegastronomictraveler(dot)blogspot(dot)com

Pulau Sebesi

walterpinem.me

Setelah puas snorkeling, kami menuju homestay di Pulau Sebesi untuk bersih-bersih makan siang dan istirahat. Nah disini lah kami check-in home stay yang sudah diinfokan dari awal sharing room. Sebenarnya homestaynya terbilang cukup bagus karena bangunan baru. Luas ruang tanpa sekat sekitar 6x9 meter dengan 8 bed dimana 1 bed bisa ditempati 2 orang, serta 2 kamar mandi. 

Viewnya juga langsung laut lepas dan lokasinya pas banget di belakang tulisan umbul-umbul Pulau Sebesi. Tapi segimanapun homestay sharing, jujur rasanya males sedih campur aduk, bahkan kita sampe pengen tidur di musholah terdekat aja. Tapi ketika kami ke musholah mendapati tempat yang hanya terlihat seperti gudang. SADD ;((

Akhirnya meski dengan penerimaan yang pahit kita nerima aja, sambil dalam hati kapok banget ikut open trip begini. P.S. tidak semua penyelenggara travel, ini mungkin untuk pelajaran untuk cari travel yang lebih amanah mungkin ya.


Pulau Umang

Memasuki waktu sore, kami dan rombongan bergerak menuju pulau Umang untuk hunting Sunset. Meski sunset tidak didapatkan tapi pengalaman bermain di pulau ini benar-benar menyenangkan.


Seperti pada umumnya pulau pulau disini memiliki karakteristik pasir putih air yang jernih dan pemandangan yang indah pastinya. Saatnya menikmati sore dengan pemandangan burung-burung di tepi laut, suara deburan ombak, dan berfoto ria pastinya~ 


We’re so happy

Setelah puas bermain air dan langit semakin gelap, kami kembali ke Pulau Sebesi untuk bersih-bersih dan istirahat. Kami harus bergegas tidur karena besok harus berangkat pagi pagi sekali menuju Gunung Anak Krakatau Yeah.

Pagi menjelang, sekitar jam 2 pagi kami terbangun karena beberapa orang heboh dengan gempa yang baru saja terjadi. Sejujurnya saya dan teman-teman tidak merasakan apa-apa, tapi ketika itu saya mendapat sms dari BMKG bahwa memang baru saja terjadi gempa sekitar  4.5 Sr di laut selatan Lampung. Seketika saya bersyukur karena tidak harus mati dengan keadaan open trip seperti ini ;;((((

 

Menuju Gunung Anak Krakatau

Semenjak gempa kami tidak tidur kembali mengingat jadwal perjalanan dimulai jam 3 pagi, jadi kami lebih memilih bersiap-siap. Tapi pada akhirnya jadwal tersebut molor sampai jam 4.30 pagi, Suasana masih sangat gelap, dan langit begitu pekat. Hanya terlihat kemerlip bintang dan lampu-lampu dari kapal nelayan. Maa syaa Allah.

Perjalanan dari pulau sebesi ke Anak Gunung Krakatau membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Selama itu pula kami berada diatas kapal memandangi langit dari mulai gelap hingga fajar menyambut dengan indahnya.

Akhirnya kami sampai di Pulau Gunung Anak Krakatau yeaah.  Karakter pulau ini berbeda dengan pulau lain, karena pasirnya dan airnya yang hitam. Tentu karena ini gunung berapi aktif yang masih mengeluarkan material seperti pasir dll.

Sebelum trekking menuju puncak anak Krakatau kami sarapan dan briefing terlebih dahulu. Mengenai apa-apa yang tidak boleh dilakukan seperti membuang, membawa atau mengambil sesuatu dari pulau ini. Pokoknya inget kata kata bang Dzawin gaes tidak mengambil apapun kecuali gambar, tidak meninggalkan apapun kecuali kenangan. heaah

Trekking menuju puncak Gunung Anak Krakatau sebenarnya tidak terlalu membutuhkan waktu lama. Namun karena saya pendaki amatir dan tidak exercise sebelumnya jadi pendakian terasa lama. 20-30 menit pertama perjalanan masih normal, vegetasi masih tanah hutan seperti biasa. 30-40 menit selanjutnya adalah vegetasi pasir dengan kemiringan hampir 45 derajat.

Bikin baper aja bangg..

Dengan vegetasi berpasir dan kemiringan yang mendukung, bikin setiap langkah kadang jadi lebih berat. Jadi banyak istirahat walaupun jarak yang ditempuh terlihat ga seberapa. Tetap semangat menuju puncak. Yeaah

Akhirnya sampai puncak gaees..


bagian paling puncak dari Gunung Anak Krakatau ini masih berasap dan panas. Jadi ini adalah titik tertinggi pengunjung boleh mendaki.

Aslinya ramai sekali sahabat

Setelah puas berfoto di puncak Anak Krakatau akhirnya kami turun. Untuk jalur kali ini kami melalui jalur  yang berbeda dan lebih ringan dari sebelumnya. Alhamdulillah~

Pemandangan Gunung Rakata (Ibunya Anak Krakatau) 

Setelah pendakian, kami melanjutkan snorkeling diarea sekitar anak krakatau. Kemudian dilanjut bersih-bersih dan persiapan pulang~ 

Perjalanan pulang ini tentunya menjadi perjalanan yang cukup panjang. Dari mulai anak krakatau ke Pulau Sebesi. Pulau Sebesi ke dermaga Canti. Canti ke Pelabuhan Bakauheni. Bakauheni nyebrang ke Merak, Merak ke Kp. Rambutan. Sampai pada akhirnya sampai ke rumah masing-masing.

Butuh waktu lebih 12 jam mungkin dari Canti sampai ke rumah, karena kami dari homestay setelah dzuhur dan sampai rumah sekitar jam 3 pagi. Hmm, mantap. Kalau dipikir-pikir perjalanan itu melelahkan tapi experiencenya jauh lebih menyenangkan. Walaupun agak trauma dengan open trip. Tapi next aku bakal ceritain open trip aku selanjutnya yang lebih menyenangkan (gak jadi kapok) hehe.

Perjalanan ini mungkin bisa dibilang pertama dan terakhir kalinya saya ke Gunung Anak Krakatau. Karena setelah saya bulan April 2018 kemarin, di bulan Juni Gunung ini telah mengalami erupsi. Sehingga pendakian tidak bisa mencapai titik puncak seperti biasanya. Sampai pada akhirnya gunung Anak Krakatau meletus dan menyebabkan tsunami pada bulan Desember di tahun yang sama.

Source : kumparan(dot)com

Saya merasa bersyukur pernah ke tempat yang mungkin telah tidak ada dan bahkan menjadi tempat yang sangat berbeda. Meski perasaan itu tidak seberapa dibanding duka orang yang kehilangan dan tertimpa musibah di kala itu. Yah kita hanya bisa berharap, semoga alam selalu bersahabat agar kita bisa terus menikmati tanda-tanda kebesaranNya.

Sampai jumpa di cerita perjalanan berikutnya..


 Bismillah,

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Hallo teman-teman semuanya, lama tidak berjumpa. Kali ini saya akan bercerita mengenai pengalaman pertama saya ikut open trip. Disini saya tidak menyebutkan nama travelnya karaan penyelenggara travel tersebut juga sudah tidak ada.

Waktu itu sekitar bulan April 2018 saya memberanikan diri mengajak beberapa teman untuk ikut open trip. Open trip kemana? Ke Anak Gunung Krakatau. Yap, sebuah destinasi wisata dan cagar alam yang saat ini hanya menjadi sebuah nama dan kenangan.


 

Jujur sebenarnya jauh di dalam diri saya bukanlah seorang pejalan tangguh yang suka traveling kemana-mana. Cuma karena kebetulan waktu itu pernah ke beberapa daerah di Lampung untuk keperluan menulis, dan terpesona dengan keindahannya, jadi kaya ada tekad untuk main-main kesana lagi. Dan.. yang paling memungkinkan untuk dikunjungi adalah Anak Krakatau karena lokasinya ga terlalu jauh dan banyak yang mengadakan open trip. Tidak seperti Pulau Pisang, Krui atau Pesisir Barat (ini sih destinasi impian yang belum ada Open Tripnya)haha

Kenapa sih milihnya open trip? Ya karena saya hanyalah budak korporat biasa yang tak bergelimang harta. Mau jalan-jalan tapi ga mau terlalu banyak ngabisin uang, itulah prinsip dasarnya haha. Akhirnya setelah menimbang dan memilih, saya dan beberapa teman saya memutuskan untuk berangkat.

Sebelum perjalanan jujur memang sudah banyak drama terjadi. Seperti orang tua yang kurang setuju dan bingung kenapa anaknya mau mainnya jauh banget. Dapet jadwal lembur dihari keberangkatan dan susah nyari ganti. Pokoknya kalau dirasa-rasa kayanya orangtua emang ga ridho buat perjalanan kali ini karena sulid sekali pemirsa ada aja cobaanya.

Akhirnya sampailah pada hari keberangkatan, meeting point trip kali ini adalah di Pelabuhan Merak Sabtu jam 01.00 dini hari. Otomatis saya harus berangkat jum’at malam. Saya dan 3 orang teman saya (munit, tria dan indri) berangkat dari Terminal Kp. Rambutan, sedangkan 1 orang lainnya (novie) berangkat dari Terminal slipi.

Jujur ini adalah pertama kalinya saya ke terminal Kp.Rambutan, kayak ada rasa seneng tapi rada takut haha (no salty ya gaes). Berangkat dari rumah sebelum waktu isya dan sesampainya disana kami langsung shalat isya dan mencari bus jurusan Rambutan-Merak. Akhirnya kami naik bus Primajasa ekonomi AC dengan biaya 25.000

Cukup lama kami menunggu di dalam bis , dari sekitar pukul 19.30 dan bis baru berjalan sekitar jam 20.45. sebenarnya menurut literatur yang saya baca (haha) perjalanan dari Jakarta – Merak sekitar 3 jam. Tapi karena ini adalah bus yang mencari penumpang pastinya perjalanan akan menjadi sedikit lama.

Hati kami cemas, khawatir tertinggal travel. Karena sudah pukul 12 malam tapi kami masih di jalan yang entah dimana. Teman saya novie sudah sampai sedari pukul 11 malam, dia harus menunggu kami sendirian disana sungguh tidak enak pastinya. Akhirnya jam 00.45 kami sampai di Pelabuhan Merak. Tempat yang cukup asing tapi kami harus berkejaran dengan waktu yang tinggal 15 menit lagi.

Berjalan sambil berlari-lari mencari titik kumpul. Akhirnya tak butuh waktu lama untuk kami menemukan tempat keramaian dan menemukan Novie pastinya. Fyuuh, ternyata guide dari travel kami memang sudah menunggu untuk pembelian tiket naik kapal.

 


Setelah mendapat tiket, kami mendapat briefing dari guide kami (sebut saja Bang Joe).

Brifieng dini hari itu sangat amat ramai., dan saya baru tahu ternyata dari beberapa travel diampu oleh satu tim guide. Penjelasan dimulai dari teknis keberangkatan sampai pulang. Dan ada satu hal yang membuat kami terhenyak adalah perkataan Bang Joe

“karena banyaknya peserta dan keterbatasan penginapan di Pulau Sebesi, maka mohon maaf kami memutuskan untuk sharing room (laki laki dan perempuan)”

Jujur pas mendengar ini tuh rasanya kayak kesamber gledek gaes beneran. Rasanya pengen nangis dan auto pulang kalo deket. Cuma udah sejauh ini, banyak cobaan pulak, udah nyampe merak dan tinggal naek kapal ini woy ;((

Kita berlima cuma bisa saling tatap-tatapan dengan wajah yang pasrah dan sedikit marah pada contact person yang memberikan info berbeda. Tapi yang bikin saya heran kenapa dari sebanyak orang ini cuma kami yang terlihat ‘kecewa’ dengan sharing room. Yasudahlah karena kami hanya sebagian kecil yang tidak setuju kami hanya bisapasrah saja, karena ga mungkin pulang. Akhirnya kami naik kapal Ferry sekitar jam 3.00 dini hari dan sampai Pelabuhan Bakauheni sekitar jam 5.00 pagi.

Setelah sampai di Bakauheni kami naik mobil carteran untuk menuju dermaga canti. Perjalanan dari bakauheni menuju canti membutuhkan waktu sekitar 1 jam kurang. Sesampainya di dermaga canti kami langsung sarapan, istirahan dan bersiap siap. Cukup lama kami menunggu kapal untuk berangkat, dan selama itu pula saya sibuk memperhatikan keadaan sekitar.

 Keadaan dermaga cukup ramai mengingat banyaknya orang yang ingin berwisata ke Gunung Anak Krakatau. Disana saya banyak menemukan pemandangan perempuan muda yang aktif merokok. Muda mudi yang mudah bergaul dengan lawan jenis. Pasangan muda yang berlibur bersama (sebelum menikah). Entah apakah saya ini norak atau kurang gaul, tapi mata saya agaknya baru pertama kali melihatnya. Saya tidak  ingin menjustifikasi seseorang, tapi jujur pemandangan tersebut cukup membuat saya risih.  Tapi yasudah,  cukup tau saja bahwa pergaulan dan lingkungan seperti itu memang nyata adanya.

Selanjutnya bisa dibaca dimarih

 Bismillah

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Halo teman-teman apa kabar? Lama tidak berjumpa ya.. selamat datang di blog saya yang sederhana dan apa adanya  ini *saliman*. Yap, ini adalah debut  pertama saya setelah 3 tahun vakum menulis. Hoho lama sekali ya. Kesibukan aktivitas sehari-hari, rasa malas, dan keinginan tubuh untuk rebahan dikala waktu luang adalah alasan utama saya mengabaikan sesuatu yang saya anggap sebagai sebuah ‘hobi’. 

Agak aneh memang rasanya. Karena seharusnya hobi adalah kegiatan yang disukai dan dikerjaan di waktu luang. Tapi ini karena padatnya aktivitas seolah membuat saya tak pernah punya waktu untuk meluangkan hobi, selain hobi rebahan. Halah itu hanya alasanmu saja ferguso. Dasar anak twitter.

Okeh, disini saya akan mendeklarasikan diri saya sendiri untuk kembali ke dunia per-blogger-an dan berjanji untuk terus menulis selama 30 menit setiap harinya. Mungkin tulisan-tulisanku ini hanya seputar kehidupan, pengalaman pribadi, dan cerita perjalanan. Dan ya.. mungkin ga menarik untuk dibaca juga sih, tapi yaudah gapapa. Toh aku ga masang ads ini hehe.

Okeh gais, see u next..

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Spill Budget Pendakian Rinjani
  • Untuk Seseorang Disurga
  • Untukmu Sobat
  • My First Seven Summit ~ Mount Rinjani 3726 mdpl
  • Mengapa?
  • A message
  • Deklarasi
  • Keindahan Pulau Kelagian yang Tak Terlupakan
  • Malaikat Kasat Mata
  • Tanda Cinta untuk yang Tercinta - Bag.2

Categories

  • Ceritanya Mega 10
  • Days Writing Challenge 11
  • Opini 10
  • Puisi 18
  • Traveling 13

Advertisement

Contact form

Nama

Email *

Pesan *

Profil

Mega Teduh
Assalamu'alaikum warahmatullahi waabarakaatuh. Halo perkenalkan saya mega, selama datang di blog saya yang sederhana ini. Keseharian saya bekerja di bidang laboratorium, dan sempat menjadi content creator di bidang traveling. Untuk saat ini saya hanya menulis untuk diri saya sendiri, dan tulisan saya meliputi perjalanan wisata dan perjalanan kehidupan. Selamat menikmati
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (2)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (1)
  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Maret (1)
  • ▼  2020 (6)
    • ▼  Desember (2)
      • 2020, Terima kasih!
      • Yang Istimewa di Banyuwangi - Pulau Menjangan
    • ►  November (1)
      • Takdirmu Takdirku
    • ►  Oktober (3)
      • Salam Pertama dan Terakhir dari Anak Krakatau
      • Pengalaman Pertama Open Trip
      • Deklarasi
  • ►  2017 (15)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (11)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2015 (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2014 (11)
    • ►  November (1)
    • ►  Juni (10)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2012 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
Diberdayakan oleh Blogger.
  • Beranda
  • My Traveling
  • Days Writing Challenge
  • Ceritanya aku
  • Puisi
  • Opini

Popular Posts

  • Spill Budget Pendakian Rinjani
  • Jadi, kapan nikah?
  • 30 days Social Media Detox
  • My First Seven Summit ~ Mount Rinjani 3726 mdpl

Profil Saya

Assalamu'alaikum warahmatullahi waabarakaatuh. Halo perkenalkan saya mega, selama datang di blog saya yang sederhana ini. Keseharian saya bekerja di bidang laboratorium, dan sempat menjadi content creator di bidang traveling. Untuk saat ini saya hanya menulis untuk diri saya sendiri, dan tulisan saya meliputi perjalanan wisata dan perjalanan kehidupan. Selamat menikmati
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

  • ►  2025 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (2)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (1)
  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Maret (1)
  • ▼  2020 (6)
    • ▼  Desember (2)
      • 2020, Terima kasih!
      • Yang Istimewa di Banyuwangi - Pulau Menjangan
    • ►  November (1)
      • Takdirmu Takdirku
    • ►  Oktober (3)
      • Salam Pertama dan Terakhir dari Anak Krakatau
      • Pengalaman Pertama Open Trip
      • Deklarasi
  • ►  2017 (15)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (11)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2015 (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2014 (11)
    • ►  November (1)
    • ►  Juni (10)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2012 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi