Spill Budget Pendakian Rinjani

 Bismillah, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Halo sahabat pembaca yang budiman yang semoga Allah rahmati, selamat datang di blog yang sederhana ini. Sesuai janji aku beberapa waktu lalu, kali ini kita akan memasuki waktu indonesia bagian sepal spill budget pendakian Rinjani~~~ buat yang belum baca tulisanku sebelumnya bisa dicek disini yaa.



Jujur aku udah kangen banget buat mendaki, cuma karena 4 bulan terakhir masih dalam mode berjuang jadi memang memutuskan untuk fokus belajar setelah pendakian Rinjani. Semoga Allah mudahkan urusan kita yaa Aamiin..

So untuk mengobati kerinduanku, tulisan kali ini akan membahas berapa sih kira-kira dana yang harus dipersiapkan untuk pergi ke Rinjani, dan apa aja kira-kira yang bisa menjadi perhatian selama mendaki, Yuk mari kita bahas~


Pertama, transportasi

Karena Gunung Rinjani ini terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sudah dapat dipastikan bahwa transportasi untuk menuju kesana tidaklah sedikit. Nah untuk biaya pesawat Jakarta - Lombok sendiri PP sekitar 2,4 - 3 juta rupiah. Jika kamu mau lebih berhemat, bisa banget nih pilih jalur darat dan cukup banyak kok travel yang menawarkan transportasi + akomodasi langsung jalur darat (termasuk travel yang aku gunakan), tapi yaa kekurangannya pasti membutuhkan waktu yang lebih lama aja sekitar 10 hari total perjalanan kalau gak salah.


Kedua, Akomodasi

Untuk akomodasi selama di gunung, aku ikut open tripnya Tigadewaadventure. Kalau ditanya kenapa milihnya tigadewa, mm mungkin karena udah terkenal kali ya jadi merasa lebih secure aja (bukan promosi ya). Aku pilih meeting point Lombok dan disini ada beberapa paket yang bisa dipilih, aku pilih paket C (akomodasi + include ojek+ Transportasi ke Gili Trawangan) dengan harga 1.85 juta rupiah.

Tapi kalau mau pilih akomodasi aja bisa banget, sekitar 1,3 juta + nambah ojek 250rb (200 ribu kandang sapi - pos 2, 50rb pos ojek torean - desa Torean)


Ketiga, Porter

Nah untuk porter ini memang opsional ya, tapi kalau boleh saranin lebih baik pakai porter, karena memang se-Amazing itu jalur dan panasnya hahaha. Apalagi kita akan berjalan dengan perjalanan yang panjang selama 4 hari. Lumayan banget buat mengurangi beban hidup, jangan lakukan kesalahan seperti aku nanti jatuhnya jadi sedikit lebih mahal. Jadi begini ada beberapa opsi porter yang ditawarkan sebelum pendakian

  • Porter pribadi : 1 porter untuk satu orang (beban max 20Kg), tugas porternya membawa tas kita dan menemani dari awal sampai akhir pendakian (termasuk summit) dengan biaya 1,6 juta rupiah selama 4 hari.
  • Porter sharing : 1 porter membawa tas 2 orang (beban max 20Kg), tugas porter hanya membawa tas selama pendakian. Tanpa menemani peserta. Biaya 1,6 juta untuk sharing 2 orang (800 ribu per orang)
  • Porter air : Kalau kalian mau bawa tas sendiri dan ngrasa beban tas kalian berat (karena wajib bawa minimal 3 botol air 1,5liter) bisa porter air dengan biaya 50rb per botol (air beli sendiri) atau 55rb (air dari porter)

Nah gimana kalau case-nya kayak aku, mencoba bawa sendiri awalnya ternyata gak kuat? Tenang, disepanjang jalan selalu ada warlok yang menawarkan jasa ojek tas. Yup betul ojek tas. Jadi nanti tas kita dibawa sampai pelawangan sembalun, tempat kita akan camp. Harganya sekitar 400 ribu kalau dari pos 2. Kenapa case aku jadi lebih mahal, karena setelah dari camp dan turun ke Segara Anak sampai dengan pulang ditawarin ojek tas 1 juta rupiah. Huaaa menangees gak tuh, kalau ditotal ojek tas 1,4 juta mending dari awal pakai porter pribadi aja ya khann.  

Tapi hal itu bisa dimakumin sih, karena porternya cuma ada segitu-gitu aja tapi peserta yang pengen diojekin malah nambah (beban mereka tambah berat). Awalnya aku nolak, tapi karena berkali-kali tersungkur di jalur menuju Segara Anak dan ngerepotin temen, akhirnya tetep pilih ojek tas pas turun menuju torean sampai pulang 700ribu. Jadi total biaya ojek tas aku adalah 1,1 juta rupiah, seharusnya si kalau dari awal mau ojek tas bisa 800ribu. Gapapalah yaa


Biaya lain-lain

Beberapa biaya yang harus diperhatikan selain 3 biaya pokok diatas adalah :

  1. Biaya transporatasi dari rumah - Bandara PP
  2. Biaya wraping tas di bandara (bila perlu)
  3. Biaya makan diluar pendakian selama di Lombok
  4. Biaya oleh-oleh
  5. Biaya penginapan dan trip diluar pendakian


Jadi berapa total biayanya? Kira-kira begini ya estimasinya


Perkiraan dana ini masih bisa ditekan di beberapa hal seperti tiket pesawat, transportasi bandara-rumah PP, wraping tas bandara, dan trip lain diluar pendakian. Untuk dana tak terduga jangan sampai diskip ya, karena di Rinjani uang tetap berharga.. xixi 

Nah, selain perkiraan budget, ada juga pertanyaan yang sering ditanyain dan mungkin bisa jadi tips juga untuk kamu yang mau mendaki


1. Buang Air Besar

Jujur untuk masalah poop ini cukup menjadi perhatian aku pribadi sih, secara 4 hari di gunung ya khan.. Simpelnya sih kalau sakit perut, tinggal cari semak2 bawa sekop udah deh, hajat tertunaikan.. Tapi kalau aku pribadi sebenernya belum pernah poop digunung, karena emang gak pengen poop aja dan gak bisa. Nah untuk menyiasati supaya gak konstipasi, sebelum berangkat naik harus poop, dan setelah turun langsung poop, jadi total cuma 2 hari aja gak poop. Kalau bisa hindari makanan-makanan pedas yang memicu sakit perut dan diare. Tapi kalau mau poop, ya poop aja hehe jangan lupa bawa sekop. Tapi kalau mau, di danau segara anak ada toilet juga sih (walau agak menyeramkan), tinggal bawa atau beli air aja


2. Shalat Subuh ketika summit

Nah ini bagian terpenting ya gaes, jujur sebelum berangkat tuh masih belum ada bayangan untuk dimana lokasi sholat subuh ketika summit. Karena selama ini yang banyak disorot itu hanya bagian letter E aja. Gak kebayang aja sholat di medan pasir dengan kemiringan seperti itu. Sempat nanya teman, beliau jawab cari tempat yang datar. Nah tempat yang datar itu posisinya tepat sebelum Letter E setelah cemoro tunggal. Berlindung di balik batu-batu besar itu juga in syaa Allah aman dari terpaan angin dingin. Tapi kalau masuk waktu subuh sudah di letter E silahkan kondisikan masing-masing ya..


3. Sumber Air

Untuk sumber air, di Pelawangan Sembalun ada sumber air, tapi karena waktu itu sedang musim kemarau jadi alirannya kecil. Buat yang sabar boleh ngambil air di sana, kalau buat yang gak sabar mending beli aja. 1botol ukuran 1,5 liter sekitar 60ribu di Pelawangan Sembalun. Tapi karena sudah disounding dari awal buat bawa minimal 3 botol air ukuran 1,5liter jadi kami gak beli lagi pas di Camp Pelawangan Sembalun. Inget yaa 3 botol ini paling minimal, estimasinya 1 botol untuk naik sampai pelawangan, 1 botol untuk summit dan 1 botol untuk turun ke Segara Anak. Untuk mencegah dehidrasi pastikan minum dengan cukup yess..

Setelah air habis di perjalanan menuju danau, mata air selanjutnya ada di dekat Danau Segara Anak, tapi kalau malas ngambil boleh beli aja harganya sama yaitu 60ribu

Kemudian ada lagi mata air di jalur menuju Camp Kebon Jeruk

Lalu mata air terakhir di jalur menuju Desa Torean

Air disini tuh unik, rasanya dingin, segar dan menenangkan gitu. Cocok banget diminum pas lagi capek-capeknya. Alhamdulillaah, Maa syaa Allah 


4. Logistik

Sebenarnya untuk logistik berupa makanan berat sudah disiapkan sama open tripnya, hanya untuk cemilan cepuluh kita bawa sendiri. Berhubung treknya ini panjang, bawalah cemilan yang bergizi dan tinggi kalori ya gaes. Kalau aku jujur laperan terus haha. 


5. Info warung

Warung adalah sumber kehidupan, dimana disana ditemukan semangka, pocari dan gorengan, xixi. Kamu gak perlu khawatir ke gunung kehabisan logistik selama ada warung hehehe. Disni kamu akan menemukan warung disetiap pos pendakian menuju Pelawangan Sembalun dan di Pelawangan Sembalun. Tapi selama perjalanan dari pelawangan sembalun sampai ke puncak dan ke danau tidak ada warung yaa gaes. Kamu baru bisa menemukan kembali warung setelah sampai danau, dan itu adalah warung terakhir biasa disebut dengan Segara Mart. Disana juga disediakan space untuk sholat loh. maa syaa Allah.. alhamdulillaah.


Mungkin cukup sekian ya gaes untuk info pendakian Gunung Rinjani kali ini, semoga bermanfaat. Kemarin sih katanya cukup sekali aja kesana tapi kok ini udah kangen lagi yaa.. Kalau ditanya mau balik lagi apa engga, aku akan jawab MAAUU BANGET.. Semoga ada waktu, rezeki, dan kesempatan untuk bisa kembali lagi. Aamiin

Sebenarnya ketika ngelist keinginan naik gunung di tahun ini, gunung ini mau menjadi gunung terakhir untuk didaki. Aku berencana pensiun naik gunung dengan mempertimbangan beberapa kondisi. Tapi setelah pendakian Rinjani ini dan bertemu dengan beberapa teman yang lebih senior di dunia pendakian, kenapa wishlistku jadi bertambah banyak yaak..

Rencana gunung selanjutnya adalah Triple S (Sumbing, Slamet, Sindoro) ini udah wishlist dari tahun 2021 kayaknya, tapi belum jugaa kesampean huhu, qadarullah.. Dan tahun depan ada rencana marathon langsung triple S seminggu bareng Kak Titi kayaknya pun belum jadi kesampean karena cuti aku akan kembali dari nol, qadarullah.. Dahlah gapapa yang penting di list dulu, kemudian wishlist selanjutnya Ciremai via Sadarehe, Merbabu via Tekhelan, Semeru, dan Lawu~

Untuk Raung kayaknya aku udah gak bisa berkompromi dengan ketakutan aku, mengingat aku orangnya sering jatuh dan kesandung, dan beberapa waktu lalu banyak kabar duka dari dunia pendakian, jadi mari kita hapus Raung dari wishlist. Meskipun beberapa gunung dihapus dari wishlist, tapi masih ada satu wishlist besar yang selalu didoakan yaitu puncak pelaminan, jiaaakh.. wwkwk

Yaa apapun itu, semoga Allah mudahkan urusan kita ya.. cukup sekian, sampai jumpa di tulisan aku berikutnyaa~~

0 Comentarios