A message


Bagaimana aku menjelaskannya?
Mengatakan sepatah katapun aku tak bisa.
Aku hanya bisa memandangimu dari kejauhan, memanggil namamu dalam hati, dan menyapamu dalam mimpi.
Andai saja waktu bisa ku putar ulang, aku akan menyapamu sejak awal.
Aku akan memperlihatkan rasa yang ku punya sejak perrtama melihatmu.
Dan mungkin aku akan mengatakan bahwa aku mencintaimu.
Andai saja aku punya lebih sedikit keberanian.

Tapi, apa yang mampu ku lakukan?
Aku hanyalah seorang mahluk, yang memang ditakdirkan untuk menunggu, menunggu dan terus menunggu.
Tanpa tahu apakah yang ditunggu akan datang.
Tanpa tahu apakah penantiannya akan berujung bahagia, ataukah hanya sia-sia.

Ya, aku hanyalah makhluk yang memang ditakdirkan untuk menunggu, bukan untuk saling bertatapan, apalagi saling mengungkapkan.
Tapi,
Salahkah jika aku menulis sajak demi sajak hanya untuk dirimu?
Salahkah jika kata-kata yang ku tulis untukmu adalah ungkapan tulus dari dalam hati?
Meski tahu, kamu tak kan pernah membacanya,
Meski tahu, kamu tak bisa merasakannya.
Perasaan tulus dari seseorang yang mencintaimu secara diam-diam, secara perlahan, dan tak pernah kau sadari.

Lalu, bagaimana aku menjelaskannya Cho Cha?
Sejujurnya aku tak lagi bisa menutupi perasaanku,
Sejujurnya perasaan itu sudah lama tertahan dan sudah terlalu lama ku simpan.
Tersimpan jauh dari kenyataan.
Kini, waktu terus berjalan. Tapi aku tak juga menempati ruang di hatimu.
Dan sekarang, pertemuan kita akan segera berakhir.
Walau sebenarnya kita memang tak pernah dipertemukan sejak awal.
Tapi entah kenapa, aku takut kehilanganmu
Entah kenapa, aku takut tak lagi bisa melihatmu di dalam hari-hariku
Entah kenapa, aku takut hariku tak lebih berwarna hanya karena tak melihatmu
Dan entah kenapa, aku takut jika memang takdir tak akan mempertemukan kita kembali.

Meskipun aku bukanlah siapa-siapa bagimu.
Meskipun aku bukanlah orang yang pernah ada di hatimu.
Meskipun aku bukanlah orang yang setiap hari memenuhi sudut otakmu.
Dan meskipun pada kenyataannya memang tak pernah ada kata kita.
Tapi ketahuilah Cho Cha,
Aku yang diam-diam mencintaimu ini, akan tetap mencintaimu.
Meskipun waktu yang mengejar ku hampir habis.
Meskipun waktu tak lagi cukup untuk menjelaskan perasaanku kepadamu.
Aku mohon , ingatlah aku.
Meskipun kamu tak mengenalku. Tapi aku akan selalu menulis sajak demi sajak untukmu.


Dan pada akhirnya aku tahu,
Kamu tak kan pernah membaca tulisan iini.



0 Comentarios