Megazone

Tentang perjalanan, perasaan, dan kehidupan

Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakaatuh,
Halo sahabat traveler, izinkan saya melanjutkan cerita sebelumnya à Keindahan Pulau Kelagian yang Tak Terlupakan. Yuk langsung aja..
Setelah bekeliling Pulau Kelagian Kecil, saya kembali melanjutkan perjalanan untuk mengunjungi destinasi selanjutnya, yakni Pulau Pahawang Kecil dan Perairan Pahawang Besar.

Perjalanan dari Pulau Kelagian menuju Pulau Pahawang Kecil membutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan kapal motor. Sama seperti Pulau Kelagian, Pulau Pahawang Kecil juga berhadapan dengan Pulau Pahawang Besar. Pemandangan disini juga gak kalah indah dengan dengan pulau sebelumnya nih guys. Indah dan tenang banget !

Pemandangan dari Pulau Pahawang Kecil

Meskipun namanya Pahawang Kecil, namun nyatanya tidak terlalu kecil-kecil amat kok. Meskipun tidak terlalu kecil namun disini bersih, sama sekali tak ada warung maupun saung, sepi~ *sama kayak hati saya, loh(?) Pulau ini juga tidak berpenghuni, karena sebenarnya pulau ini merupakan milik seorang berkewarganegaraan prancis. Disini  terdapat sebuah villa yang biasa disebut villa Mr. Joo (nama sang pemilik pulau), namun villa ini tidak dihuni dan sudah lama tidak dikunjungi oleh pemiliknya.

Villa mr. Joo dari kejauhan

Karena kawasan pulau ini milik pribadi, jadi saya gak bisa jalan-jalan keliling pulau atau masuk lebih jauh, apalagi ngunjungin villanya. Cuma bisa jalan-jalan di kawasan yang gak dilarang untuk dimasuki aja.

Bacaan : PULAU PRIBADI DI LARANG MASUK

Saya sempat bertanya, kok bisa sih pulau ini jadi pulau pribadi? Ternyata maksud pulau pribadi disini bukannya pulau ini dijual ke warga negara asing. Namun lebih tepatnya disewa, dimana masa sewanya selama 20 tahun. Katanya sih, sedikit lagi masa sewanya udah mau habis. Nah siapa sekarang siapa nih yang mau nyewa pulau ini? Indah banget guys pemandangannya!

Source : triptrus.com

Selain pemandangan yang indah, ada yang menarik nih dari Pulau Pahawang Kecil ini. Pulau ini memiliki sebuah gundukan pasir yang memanjang di tengah air laut, yang biasa disebut gusung pasir / pasir timbul / tanjung putus (bukan pulau tanjung putus). Dan gusung pasir inilah salah satu yang menjadi daya tarik pulau ini.

Source : Liputan6.com

Cantiknya..
Source : hipwee.com

Sebelum saya berangkat kesini sebenarnya saya sempat browsing, ada beberapa blogger yang bilang kalau pasir timbul ini layaknya jembatan yang menghubungkan antara Pulau Pahawang Kecil dan Pulau Pahawang Besar. Dimana kita bisa menyebrangi 2 pulau hanya dengan berjalan kaki.

Tapi ternyata itu gak sepenuhnya benar guys (atau mungkin itu informasinya sudah lama). Karena sepanjang jarak antara Pulau Pahawang Kecil dan Pahawang Besar, hanya ¾ jalan yang terdapat pasir timbul. Sedangkan sisanya adalah laut dalam. Jadi tetap ya, kita gak bisa menyebrangi pulau hanya dengan berjalan kaki. Kira-kira kaya beginilah penampakan dari atas drone.

Source : bloglakupon.com

Jika kamu mau berjalan-jalan di pasir timbul sebaiknya pakai sandal, atau agak milih-milih jalanyna. Karena disini banyak karang mati yang terbawa ombak, jadi agak sakit kalau diinjek bahkan bisa luka (kalau karangnya tajam). Tapi kalau sudah ditengah, pasirnya udah lembut kok, dan yang pasti cocok banget buat tempat foto-foto.

Mbak Shinta berlatar belakang Pulau Pahawang Besar

Pasir timbul ini tapi gak selalu timbul guys.. Jika sudah lewat jam 2 siang atau saat air laut sudah mulai pasang, pasir ini akan tertutup air laut. Jadi pastikan saat kesini timingnya tepat, pasti gak akan nyesel deh~ Kebetulan saya disini dari mulai belum pasang, sampai udah pasang guys. Dari ada beberapa kelompok wisatawan yang datang dan pergi sampe sepi. Jadi bener-bener bisa merhatiin dari mulai itu pasir ada sampe gak keliatan lagi.

Dan..
Setelah puas bolak-balik berjalan di atas pasir timbul, waktunya saya dan tim bersantap bekal makan siang. Yeay! Nikmatnya makan siang sambil menikmati pemandangan,, ditemani semilir angin pantai, dan suasana yang sepi. Cocok banget untuk menghilangkan penat dan rasa galau.


Kau tak terlihat dimataku, aku pun tak ada dihatimu *edisi meratapi nasib

Ombak di pulau ini juga cenderung tenang, cocok banget buat yang punya anak ngajak anaknya main kesini. Kalau kita yang jomblo sih ya, cukup ngeliatin aja.*okesip

Setelah puas menikmati pemandangan, waktunya kita beralih ke tempat selanjutnya yaitu snorkeling di perairan Pulau Pahawang Besar yeay!. Oya, sebenarnya saya tidak bertandang langsung ke Pulau Pahawang Besar melainkan hanya untuk snorkeling saja. Tapi untuk kamu yang ingin mencari penginapan di Teluk Lampung, di pulau Pahawang Besar lah tempatnya guys.

Pulau Pahawang Besar memliki 6 desa, dimana pada tahun 2000 penduduknya telah lebih dari 1000 jiwa. Penginapan di sini ada yang berupa villa, ada juga homestay sederhana yang disewakan penduduk sekitar. Katanya sih di pulau ini endemik malaria, wallahu a’lam juga sih saya belum pernah kesana. Tapi kayaknya sudah banyak orang yang kesana dan baik-baik aja deh. Yang penting tetap fit saat traveling ya guys, supaya kondisi imunitas tubuh kita juga kuat.

Oya, jarak dari Pulau Pahawang Kecil ke perairan Pahawang Besar (tempat snorkel) juga cukup dekat, hanya sekitar 5 menit dengan kapal motor. Dari kejauhan sudah terlihat sebuah bagang sederhana untuk parkir perahu, dan disanalah tepatnya kami akan bersnorkel ria. Selain perahu kami ternyata sudah ada satu kapal lain yang sedang mengantar wisatawan untuk snorkel. Whaa jadi makin gak sabar buat nyemplung nih!

Siap-siap lompat kuy

Tuingg!! Setelah melompat dari perahu, saya agak sedikit kikuk karena saya sudah lupa cara bernapas menggunakan alat snorkel. Terakhir saya bersnorkel adalah 3 tahun yang lalu, jadi ya kembali belajar adaptasi lagi. Satu hal yang saya sebal diri saya adalah, saya kadang suka lupa kalau air laut itu asin. Fyuh-__-

Setelah bisa menyesuaikan diri, saya mencoba menjelajah permukaan bawah laut Pahawang yang indah ini. Meskipun visibilitas air tidak sejernih saat musim kemarau, tapi tetap yang namanya keindahan itu gak akan tersembunyi. Di sini saya bertemu dengan berbagai jenis ikan (yang entah apa namanya). Setelah mencoba menjelajah, mata saya langsung tertuju pada tulisan besar dibawah laut : WELCOME TO BUMI PAHAWANG. Selain tulisan itu, terdapat pula tulisan besar lainnya seperti; PULAU PAHAWANG WISATAKU ; TAMAN LAUT PAHAWANG, WISATA TAMAN NEMO, dan lain lain.

Source : nationalgeographic.co.id

Source : kemanalagi.com

Namanya juga taman nemo, pastinya disini kamu bisa ngeliat nemo, bapaknya, sodara-sodaranya, dan juga rumahnya guys. Saya sendiri sangat terpukau saat melihat anemone yang sangat cantik beserta clownfish yang bolak balik malu-malu disekitar anemone.

Source: pahawanglampung.com

Saya sebenernya pengen banget moto dan megang langsung anemone, tapi karena saya pake pelampung jadi hanya bisa melihat dari kejauhan. Yaudahlah, di nikmatin aja apa yang bisa dilihat. Ma syaa Allah, indahnya !

Source: pahawanglampung.com

Fabiayyi alaa irobbikuma tukadzibaan (Surah Ar Rahman)
Foto by : Pak Hendra

Di sini juga saya melihat banyak terumbu karang berjejer yang sedang di budidayakan Warnanya cantik-cantik, ada yang ungu, biru menyala, merah, dan lain-lain. Gak kerasa udah lama juga muter-muter di perairan ini, dan pastinya udah banyak juga air laut yang saya minum. Sampe puyeng ini pala rasanya.

Hayati puyeng bang, kebanyakan minum air asin

Tapi saya gak nyerah gitu aja, karena saya dan Mbak Shinta masih melanjutkan snorkeling di perairan Kelagian Kecil. Alias balik lagi ke tempat pertama, hihi. Yang belum baca bisa dibaca disini.

Okeh, segitu aja cerita dari saya di Pulau Pahawang ini. Buat kamu yang mau traveling ke Teluk Lampung, saya akan berbagi tips dan informasi seputar biaya yang dibutuhkan. Tunggu postingan selanjutnya ya!


Sekian dari saya, wassalamu’alaykum warahmatullah wabarakaatuh.
Assalamu’alaykum warahmatullah wabaraakatuh

Hallo sahabat traveler, di sini saya kembali untuk melanjutkan cerita sebelumnya, yaitu Pengalaman Terbang Bersama Sriwijaya Air. Sesampainya di Bandar Lampung, saya pun melanjutkan perjalanan saya menuju Teluk Lampung untuk hopping island. Hopping island kali ini kami akan menjelajahi Pulau Kelagian Kecil, Pahawang Kecil, dan Pahawang Besar. Perjalananan dari Bandar Lampung menuju Dermaga Ketapang di Teluk Lampung sendiri membutuhkan waktu sekitar 1 – 2 jam.

Selama di perjalanan kami sempat berhenti sebentar untuk membeli makanan. Ya, kami harus membawa bekal makan siang untuk hopping island, karena memang tidak ada penjual makanan disana. Dan jangan lupa juga guys bawa persediaan air minum yang cukup.

Selama diperjalanan pun saya cukup terkesan dengan jalan di Lampung, karena jalananya lowong banget alias gak macet sama sekali. Duh, damai dah rasanya kalau tinggal disini.


Hal tersebut tentu membuat saya sangat menikmati perjalanan, sesekali saya melihat pemandangan teluk lampung yang indah dari kejauhan. Rasanya semakin tidak sabar untuk sampai. Setelah sekitar satu jam, tak terasa jalan kian menurun dan berkelak kelok, aroma laut pun mulai tercium pertanda kami akan segera sampai. Daaan belok, yak akhirnya kami sampai di Dermaga Ketapang Teluk Lampung !

Arrived! Yuhuu!

Sesampainya kami di Dermaga Ketapang mobil yang saya naiki pun langsung mencari tempat parkir. Suasana parkiran di dermaga ini cukup lengang bahkan terbilang sepi, mungkin karena hari kerja kali ya. Menurut guide kami jika weekend tiba, parkiran bisa sampai penuh bahkan sampe keluar-luar. Tapi untuk kali ini alhamdulillah hanya tim kami yang akan berangkat untuk hopping island. Yeay!

Saya dan Mbak Shinta langsung bersiap-siap dengan segala persiapan, dan satu hal yang gak boleh dilupain untuk kita para ciwi-ciwi adalah SUNBLOCK. Ya guys, namanya juga keliling pulau dan main di pantai, apalagi tengah hari, hmm bisa kebayang gosongnya kaya apa. Selain persiapan diri sendiri, kami juga menyewa 1 perahu motor dan 2 set peralatan snorkel.

Harga sewa perahu motor disini harganya bervariasi sekitar Rp400.000 – Rp600.000 (tergantung kemampuan menawar). Sedangkan harga sewa untuk peralatan snorkel  sebesar Rp50.000,- per set. Jika tidak membawa kamera underwater atau case waterproof untuk kamera, disini kamu bisa menyewa kamera underwater seharga Rp250.000,- (sudah termasuk memori 8GB). Setelah semua persiapan selesai, waktunya berangkaat!

Suasana Dermaga Ketapang

FYI aja sih guys, sebenarnya dermaga ketapang di Teluk Lampung ini hanya pelabuhan nelayan, jadi wajar aja kalau di sini kamu gak akan lihat kapal-kapal besar. Oya, dermaga yang namanya Ketapang ternyata bukan cuma di sini aja loh, menurut guide kami sih ada 4 dermaga di Lampung yang nama Ketapang. Kira-kira kenapa ya? Mungkin karena disini banyak transmigran dari daerah Ketapang (?), bisa jadi.

Sewaktu saya menaiki perahu, saya speechles sama air disini. Karena beniiiing banget pas di pinggir dermaganya, dan pas udah kesananya warna hijau toska. Cantiiiik banget! Baru di dermaga aja airnya udah bening kayak begini. Tapi sayang, di pinggir-pinggir dermaga saya melihat beberapa sampah yang tergenang. Hmm...

Cantiknya air laut di dermaga
Oya ini bukan promosi perahu DOAI IBU ya guys *serius

Setelah semua naik, perahu motor pun melaju. Awalnya perahu ini melajunya biasa saja, tapi lama kelamaan menjadi semakin cepat. Karena saking cepatnya, rasanya pun bukan seperti berjalan diatas air lagi, tapi berjalan diatas batu wkwk. Seru lah pokoknya ! Saking serunya, itu air laut sampe nyiprat-nyiprat ke mulut guys, nah kalau kayak gini jangan lupa siap-siap mingkem yak. Hohoo

Jika langit cerah, diperjalanan kamu bisa melihat beberapa pulau yang jauh seperti Pulau Sebuku dan Sebesi (yaitu pulau terdekat dari anak krakatau).
Coba tebak, itu pulau apa ya?

Oya, biasanya pulau yang akan pertama kali dituju saat hopping island adalah Pulau Kelagian. Hal tersebut karena pulau ini dapat ditempuh hanya dengan 10 menit perjalanan motor cepat (dari Dermaga Ketapang).

Sebenarnya disini terdapat Pulau Kelagian Besar dan Pulau Kelagian Kecil, dimana kedua pulau ini saling berhadapan. Tapi saya kebetulan hanya berkesempatan untuk mengunjungi Pulau Kelagian Kecil (lunik), karena sebenarnya karakteristik kedua pulau ini tak jauh berbeda, hanya beda ukuran saja.


Menurut guide kami, sebagian besar wilayah Pulau Kelagian Besar digunakan untuk tempat latihan marinir, tapi masih ada bagian yang memang khusus untuk wisata. Nah, kalau Pulau Kelagian Kecil, pulau ini memang sesuai namanya guys, kecil. Kita bisa memutari pulau ini dengan berjalan kaki hanya dalam waktu 30 menit. 

Pulau Kelagian Kecil adalah pulau yang tak berpenghuni, dimana hanya ada beberapa saung dan dua warung kopi yang pemiliknya pulang pergi. Disini tak ada penginapan, tapi jika malam tahun baru banyak orang yang mendirikan tenda disini. Tapi.. ingat ya guys disini tidak ada kamar mandi, hanya ada ruang ganti pakaian. Jadi kalau mau pipis, langsung ke laut aja ya..wkwk

Hmm. Kayaknya gak seru ya kalau cuma di ceritain gitu aja. Oke sekarang saya akan menceritakannya dengan lebih jelas. Awalnya ketika sampai di pulau ini saya begitu kaget dan terpesona, karena gradasi warna laut sangat terlihat jelas. Baru pernah saya melihat pemandangan yang seindah ini secara langsung.

Gradasi warna laut sungguh memukau, mulai dari biru tua, biru muda, toska, toska muda, sampe bening. Dan beningnya itu guys, Masyaa Allah ! Wajah dia mah kalah deh beningnya ! Bening banget.


Here I'm wait for you~

Gak ngerti deh kata apa lagi yang bisa ngejelasin keindahan yang ada di pulau ini. Keindahannya tuh bener-bener ngebekas di hati dan kamera guys ! biarpun potografer amatir kalau motret disini tuh tetep aja hasilnya.. tak terlupakan lah.


Selain pemandanganya yang mempesona dan air laut yang bening, pasir disini juga putih, bersih, dan lembut banget. Awalnya sempet gak percaya karena beberapa tulisan diblog orang bilang kalau pasir disini mirip tepung terigu. Tapi masa iya sih, eh ternyata pas diliat, ternyata bener juga ya. Tapi bagi saya sih ini lebih mirip susu danc*w vanila bubuk. Abis enak gitu diliatnya, jadi pengen digadoin (loh?)

Pasirnya lembut, selembut hatiku~ eww

Setelah puas menikmati keindahan depan pulau, waktunya kita keliling pulau yeah ! Pulau ini dikelilingi oleh pohon mangrove, dimana mangrove berfungsi untuk mencegah  abrasi dan sebagai rumah bagi ikan ikan kecil.

Di belakang pulau ini ternyata terdapat pula pantai, hanya saja memiliki karakteristik yang berbeda dengan pantai yang berada di depan. Pantai di sini sebagian besar berbatu, kontur tanah di tepi laut dan pinggirnya pun juga berbatu. Meskipun demikian, sama sekali tidak mengurangi keindahan pantai ini. Indah banget!

Batu boleh hitam, tapi pasir tetap putih
Masa lalu boleh kelam, tapi masa depan masih suci *haseek

Jangan mikirin aku mbak~

Setelah puas berkeliling, kami sebenarnya menyempatkan diri untuk jalan-jalan ke Pulau Pahawang dan bersnorkel disana. Hingga pada akhirnya balik lagi ke pulau ini (karena ketagihan), untuk bersnorkel dan bermain menghabiskan waktu sampai sore.

Saya dan mbak Shinta bersnorkel di perairan pulau Kelagian Kecil saat sudah menjelang sore, jadi arus dan gelombang sudah cukup lumayan. Terlebih karena kami menggunakan pelampung, jadi sangat mudah terbawa arus. Guide kami pun cukup kwalahan saat menjaga kami berdua. Megangin yang satu, satunya lagi kemana. Megangin yang satu lagi, yang satu lari kemana, wkwk maaf ya pak.

Beliau juga khawatir kalau kami semakin terbawa gelombang dan bertemu ular laut. Hoo, iya guys di bagian tenggara hingga selatan pulau ini ada sarang ular laut. Jadi hati-hati ya.. Akhirnya Pak Yopie pun memegang pelampung mba shinta dan menarik kaki katak saya, menyuruh untuk segera selesai.

Sebenarnya dari lubuk hati saya yang paling dalam *cielah, saya pengen banget ketemu sama ubur-ubur, atau hewan yang kalau beruntung bisa ditemuin disini (penyu hijau dan pari bintik biru). Tapi mungkin saya belum beruntung, dan harus merasa cukup dengan hanya bertemu clown fish serta ikan-ikan (yang entah apa namanya).


Spoiler for Pari bintik biru
Source : yopiefranz.com

Mau dong di dadahin sama ikan nemo~
Source : yopiefranz.com

Wahai ikan, sebutkanlah siapa namamu
Source : yopiefranz.com

Akhirnya setelah snorkeling, kami pun kembali ke Pulau Kelagian Kecil. Di sini saya dan mbak Shinta melakukan berbagai aktivitas seperti bermain pasir, ayunan, menikmati suasana, dan yang paling wajib adalah bermain air. Hohoo. Meskipun sudah snorkel, tapi rasanya belum afdhol aja gitu kalau belum berenang-renang dipantai. Air disini asin sih, tapi dingin dan bening, seger lah pokoknya. 

Masa kecil kita bahagia kok, serius deh

Saking bahagianya, udah gak bisa kontrol muka lagi

Jam sudah menunjukkan waktu 4 sore, sudah waktunya kami untuk kembali ke dermaga. Selesai sudah perjalanan kami untuk hopping island kali ini, waktunya kembali ke tempat peraduan. Semoga bisa kembali kesini untuk hopping island ke pulau lainnya seperti Pulau Balak, Lok, Lunik, Mengkudu, Tanjung putus, dan pulau lainnya.

Sampai jumpa lagi Teluk Lampung~


Wassalamu'alaykum warahmatullah wabarakaatuh

Ke tempat peraduan yang selanjutnya : Pengalaman menginap di Whiz Prime Lampung
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Spill Budget Pendakian Rinjani
  • Jadi, kapan nikah?
  • Pendakian Gunung Sagara 2132 mdpl
  • Pendakian Merbabu Via Suwanting
  • Pendakian Prau via Patak Banteng
  • Bintang
  • Deklarasi
  • Hal Utama
  • Tanda Cinta untuk yang Tercinta - Bag.1
  • Berbicara Tentang "CINTA"

Categories

  • Ceritanya Mega 10
  • Days Writing Challenge 11
  • Opini 10
  • Puisi 18
  • Traveling 13

Advertisement

Contact form

Nama

Email *

Pesan *

Profil

Mega Teduh
Assalamu'alaikum warahmatullahi waabarakaatuh. Halo perkenalkan saya mega, selama datang di blog saya yang sederhana ini. Keseharian saya bekerja di bidang laboratorium, dan sempat menjadi content creator di bidang traveling. Untuk saat ini saya hanya menulis untuk diri saya sendiri, dan tulisan saya meliputi perjalanan wisata dan perjalanan kehidupan. Selamat menikmati
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (2)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (1)
  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2020 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
  • ▼  2017 (15)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (11)
    • ▼  Februari (2)
      • Jalan jalan ke Pulau Pahawang
      • Keindahan Pulau Kelagian yang Tak Terlupakan
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2015 (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2014 (11)
    • ►  November (1)
    • ►  Juni (10)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2012 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
Diberdayakan oleh Blogger.
  • Beranda
  • My Traveling
  • Days Writing Challenge
  • Ceritanya aku
  • Puisi
  • Opini

Popular Posts

  • Spill Budget Pendakian Rinjani
  • Jadi, kapan nikah?
  • My First Seven Summit ~ Mount Rinjani 3726 mdpl
  • 30 days Social Media Detox

Profil Saya

Assalamu'alaikum warahmatullahi waabarakaatuh. Halo perkenalkan saya mega, selama datang di blog saya yang sederhana ini. Keseharian saya bekerja di bidang laboratorium, dan sempat menjadi content creator di bidang traveling. Untuk saat ini saya hanya menulis untuk diri saya sendiri, dan tulisan saya meliputi perjalanan wisata dan perjalanan kehidupan. Selamat menikmati
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

  • ►  2025 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (2)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Agustus (1)
  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (4)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2020 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
  • ▼  2017 (15)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (11)
    • ▼  Februari (2)
      • Jalan jalan ke Pulau Pahawang
      • Keindahan Pulau Kelagian yang Tak Terlupakan
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2015 (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2014 (11)
    • ►  November (1)
    • ►  Juni (10)
  • ►  2013 (7)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2012 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi